Sabtu, 05 September 2009

PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN

PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN
OELEH: ROLAND BALY
BALYROLAND@YMAIL.COM

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat. Kemajuan dan kesejahteraan masyarakat suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana kemajuan pembangunan yang dijalankan dan sejauh mana pembangunan itu dapat dinikmati oleh seluru rakyat. Tingginya intensitas pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat atau bangsa akan mendorong terciptanya kesejahteraan hidup masyarakat bangsa.
Berbagai macam bidang pembangunan yang dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan menyangkut seluruh aspek kehidupan baikpembangunan dibidang jasmani maupun di bidang rohani. Bilamana pembangunan dijalankan yang dijalankan hanya pada satu aspek, maka pembangunan tersebut tidak berjalan seimbang dan akan mengalami kepincangan yang pada akhirnya bukan membawa masyarakat kepada kesejahteraan melainkan kepada kehancuran.
Sunyoto menyatakan bahwa persoalan kemiskinan dan kesenjangan masih merupakan masalah krusial di pedesaan.Persoalan ini tidak bisa diabaikan karena bisa menjadi pemicu konflik . Dengan demikian bila pembangunan di pedesaan di seluruh wilaya Indonesia berjalan secara merata dan adil serta dikoordinasikan secara baik, maka hal itu akan memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara.
Dari pernyataan tersebut namun masih ada penilaian yang menyatakan bahwa hambatan dan kendala pelaksanaan progaram pembangunan di Desa atau Kelurahan dikarenakan ketidak mampuan masyarakat dan kelembagaan Desa atau Kelurahan. Alasan ini sebagai pembenar pelaksanaan program pembangunan selama ini ditentukan dari atas dan masyarakat hanya menerima. Penilaian ini ternyata kurang tepat, sikap pasif masyarakat terhadap program pembangunan adalah akibat dari tidak terlibatnya masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari tahap perencanaan sampai evaluasi.
Dengan demikian maka akan muncul suatu pertanyaan refleksi bagi kita semua adalah strategi apa yang digunakan agar masyarakat dapat terlibat dan merasa pembangunan? Dari pertanyaan tersebut maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh tentang permasalahan ini dengan judul tulisan PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN
BAB II
PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN

2.1 Pemberdayaan Masyarakat
2.1.1 Apa itu Pemberdayaan ?
Secara konseptual, pemberdayaan ( empowerment ), berasal dari kata power
(kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.Kesuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan terlepas dari keinginan dan minat mereka .
Dengan demikian maka pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mrmpengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh faktor-faktor produksi dan penguatan masyarakat untuk menentukan pilihan masa depannya .
Dari pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan memiliki dua tujuan yaitu pertama melepaskan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan. Kedua memperkuat posisi lapisan masyarakat dalam struktur sosial.
Geradus Edo, mengemukakan bahwa, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan memotifasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya .
Lebih lanjut Winarni mengemukakan bahwa, inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal yaitu pengembangan (enablin) memperkuat potensi atau daya (empowering) tercipta kemandirian .
Bertolak dari kedua pendapat di atas bahwa pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.
2.1.2 Pendekatan Pemberdayaan
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dicapai melalui perubahan pendekatan pemberdayaan. pendekatan pemberdayaan di antaranya adalah :
1. Pemukinan.
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultur dan struktur yang menghambat.
2. Penguatan.
Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemapuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.
3. Perlindungan.
Melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
4. Penyokongan.
Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pembedayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.
5. Pemeliharaan
Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
Dengan demikian maka penulis dapat mengatakan bahwa pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunan itu sendiri.
2.1.3 Tahap – Tahap Pemberdayaan
Sampai kapankah pemberdayaan tersebut harus dilakukan? Menurut Sumodiningrat bahwa pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi .
Dilihat dari pendapat tersebut penulis dapat mengatakan bahwa pemberdayaan melalui suatu prosees belajar, sehingga mencapai status mandiri. Meskipun demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi.
Sebagaimana proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap.tahap-tahap yang dilalui sebagai berikut :
1. Tahap penyadaran dan pembentukan prilaku menuju prilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
Pada tahap ini pihak pemberdaya atau pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, dan dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
2. Tahap transformasi kemampuan berubah wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawaan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan.
Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek pembangunan saja, belum mampu menjadi subjek dalam pembangunan.
3. Tahap peningkatan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Apabila masyarakat telah mencapai tahap ini maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan. Dalam konsep pembangunan masyarakat pada kondisi ini seringkali didudukan sebagai subyek pembangunan.
Sejalan dengan pendapat Sumodiningrat maka masyarakat sudah mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat tersebut tetap memerlukan perlindungan, supaya dengan kemandirian yang dimiliki dapat melakukan dan mengambil tindakan nyata dalam pembangunan.Disamping itu kemandirian mereka perlu dilindungi supaya dapat terpupuk dan terpelihara dengan baik.
2.2 Pembangunan Berwawasan Lingkungan
2.1.1 Pola Pendekatan
Ketepatan dalam mengimplementasikan strategi pembangunan menjadi kata kunci di dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat urgenisasinya sumber daya alam dan lingkungan bagi keberlanjutan pembangunan, maka menjadi mutlak kiranya melarutkan lingkungan dalam proses pembangunan. Melalui pembangunan berwawasan lingkungan, diharapkan proses pembangunan akan menjadi keberlanjutan. Konsep dari pembangunan berkelajutan ini mengabungkan efisiensi ekonomi dan efisiensi ekologi, dalam hal ini produksi maupun konsumsi barang dilakukan dengan seefisien mungkin
Berangkat dari hal tersebut maka proses pembangunan berwawasan lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan di antaranya :
a. Keterkaitan (interdependency)
Berbagai persoalan seperti polusi, mengunakan bahan – bahan kimia, perusakan sumber plasma nutfah (genetiks), peledakan pertumbuhan kota dan konservasi alam tidak lagi terbatas dalam batas-batas negara dan sifatnya saling kait-mengkait sehingga pendekatan yang ditawarkan adalah pendekatan lintas sektor dan antarnegara.
b. Keberlanjutan (sustainability)
Berbagai pengembangan sektoral, seperti pertanian, kehutanan, industri, energi, perikanan, investasi memerlukan sumber daya alam yang harus dilestarikan kemampuannya guna menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pola kebijakasanaan pembangunan berkelanjutan dengan wawasan lingkungan.
c. Pemerataan (equity)
Dalam hal ini, perlu diusahakan adanya kesempatan yang merata untuk memperoleh akses sumber daya alam bagi pemenuhan kebutuhan pokok (basic needs), seperti sumber air, tanah dan lain-lain.
d. Sekuriti dan risiko lingkungan
Perlombaan persenjataan maupun cara-cara pembangunan tanpa memperhatikan negatif kepada lingkungan turut memperbesar resiko lingkungan. aspek-aspek tersebut ditanggapi pembangunan yang berwawasan linkungan.
e. Pendidikan dan komunikasi
Pendidikan dan komunikasi berwawasan lingkungan diperlikan untuk ditingkatkan di berbagai tingkat pendidikan dan lapisan masyarakat
f. Kerjasama internasional
Pola kerjasama antar negara perlu dikembangkan didalam upaya menanggapi pembangunan berwawasan lingkungan.
Enam aspek di atas menjadi acuan dalam upaya pelaksanaan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Essensi dalam pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana mencegah timbulnya pengaruh negatif pembangunan terhadap lingkungan dan mengusahan kelestarian SDA agar dapat digunakan secara berkelanjutan untuk masa depan.
2.1.2 Sasaran
Berkaitan pendekatan tersebut diatas, maka kemudian menjadi sangat urgen kiranya untuk mangariskan sasaran-sasaran untuk pengembangan lingkungan. Menurut Emil salim, kebijakan pengembangan lingkungan tertuju kepada empat sasaran yaitu :
1) Menbina hubungan keselarasan manusia dengan lingkungan.
2) Melestarikan sumber-sumber alam agar dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh generasi demi generasi.
3) Menjaga kemerosotan mutu dan meningkat mutu lingkungan sehingga menaikan kualitas hidup manusia Indonesia
4) Membimbing manusia dari posisi perusak lingkungan menjadi pembina lingkungan dalam rangka hal ini, maka diprlukan upaya peningkatan kesadaran manusia pemberian infomasi dan pengetahuan mengenai arti penting lingkup bagi keberlanjutan pembangunan.
2.1.3 Prinsip pembangunaan berwawasan lingkungan
Terwujudnya sasaran kebijakan pengembangan lingkungan hidup diatas, tentunya tidak terlepas dari bagaimana penerapan prisip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup di dalam tataran praksis. Manusia harus mengambil gaya hidup dan metode pembangunan yang menghormati dan berkiprah dalam batas-batas alam. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam upaya menuju masyarakat yang berkelanjutan, yaitu :
1) Menghomati dan memelihara komunitas kehidupan
Prinsip ini mengadung arti bahwa pembangunan tidak boleh mengorbangkan kelompok lain atau genarasi kemudian.
2) Memperbaiki kualitas hidup manusia
Tujuan dari pembangunan adalah perbaikan mutu hidup manusia yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka, mengbangun rasa percaya diri, dan masuk ke hidupan yang bermartabat dan berkecukupan.
3) Melestari daya hidup dan keragaman bumi
Pelestarian keanekaragaman hayati tidak hanya mencakup species tumbuhan, hewan dan organisme lain, akan tetapi juga seluruh cadangan genetik dalam setiap species dan keragaman ekosistem
4) Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tidak diperbaharui
Pengunaan sumber-sumber daya yang tidak dapat diperbaharui harus dilakukan seefisien mungkin, sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan.
5) Berusaha tidak melampui kapasitas daya dukung bumi
Kebijakan yang mengatur jumlah penduduk dan gaya hidup agar seimbang dengan kapasitas alam harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan ekonomi
6) Mengubah sikap dan gaya hidup orang per orang
Guna menerapkan etika untuk menuju hidup yang berkelanjutan orang harus mengkaji ulang tata nilai dan mengubah sikap mereka. Masyarakat harus diperkenalkan nilai-nilai dan falsafah hidup berkelanjutan. Informasi harus disebar luaskan baik melalui sistem pendidikan formal maupun informal sehingga kebijakan dan tindakan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat dapat dijelaskan dan dipahami
7) Menyedikan kerangka kerja nasional
Untuk memadukan uapaya pembangunan dan kelestarian kerangka kerja hukum dan kelembagaan serta kebijakan sosial dan ekonomi yang konsisten agar dapat maju secara nasional.
8) Menciptakan kerja sama global
Kerja sama antarnegara menjadi hal urgen karena tingkat pembangunan di dunia ini tidak sama, negara-negara berpenghasilan rendah harus dibantu agar dapat membangun secara keberlanjutan dan dilindungi oleh mereka. Sumber-sumber daya yang bersifat global dan dipakai hanya dapat dikelola berdasarkan kepentingan dan kehidupan bersama.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip diatas, maka yang diperlukan adalah bagaimana memfomulasikan strategis untuk menuju hidup berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut. Penyesuaian rencana pembangunan nasional berdasarkan tuntutan hidup berkelanjutan merupakan hal mutlak yang dilakukan oleh suatu negara.
Keterkaitan kodrati manusia dengan linngkungannya harus pula memampukan manusia menjaga harmoni dan keutuhan dengan alam semesta sebagai tempat ia mengadu. Segala usaha manusia menuju terwujudnya hidup yang lebih manusiawi harus semaksimal mungkin memperhatikan unsur-unsur ekologis. Pembangunan yang bewawasan lingkungan yang memperhatikan aspek-aspek yang secara ekologis tidak bertentangan.
Masyarakat harus menerima tanggungjawab untuk memelihara bumi sebab masyarakat bukan hanya hidup dan berfungsi didalam lingkungannya juga membentuk dan dibentuk oleh lingkungannya. Maka masyarakat diharapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam planet bumi ini. Kelangsungan kelestarian bumi ini berada dalam telapak tangan dan pikiran serta pertimbangan masyarakat sendiri. Masyarakat dituntut untuk bertanggungjawab dalam mendiami dan mengelola bumi ini. Hanya dengan kepedulian masyarakat akan mampu mewujudkan kemadiriannya. Setiap proses pembangunan harus diarahkan kepada tujuan luhur yakni kesejahteraan masyarakat.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan merujuk pada kemampuan, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekutan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melaikan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan dan juga menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatan serta dapat memenuhi kabutuhan hidupnya. Disamping itu juga mereka berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang memperngaruhi mereka.
2. Keterkaitan kodrat manusia dan lingkungan harus pula memampukan manusia menjaga harmoni dan keutuhan dengan alam semesta sebagai tempat ia mengadu. Kelestarian bumi ini berada dalam telapak tangan dan pikiran serta pertimbangan manusia dalam mendiami dan mengelola bumi. Hanya dengan kepedulian ini manusia akan mampu mewujudkan kemandiriannya dengan memanfaatkan potensi yang tersedia. Setiap proses pembangunan harus diarahkan kepada tujuan luhur yakni kesejahteraan umat manusia yang tetap menjunjung dan menjaga keutuhan serta keberlanjutan ekosistem alam semesta.
3.2 Saran
Menelaah uraian-uraian di atas maka pada bagaian ini penulis hendak menyarankan kepada pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan masalah ini, yakni;
1. Masyarakat
Diharapkan berperan aktif dalam setiap upaya pelaksanaan pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian serta eksistensi ekosistem sustainability untuk generasi yang akan datang.
2. Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggungjawab utama dalam setiap proses pelaksanaan pembangunan yang memgerti dan memahami akan manfaat ekologi harus memberikan teladan yang baik dalam mengelola dan memanfaatkan SDA, dan harus manjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pembangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar