Selasa, 06 Oktober 2009

NOT SIN

by roland baly
baliroland.blogspot.com@gmail.com

Those who do not know love mencelamu
Indeed, love him is reasonable
They say that love has made you humble
And you memorized the most religious
I told them, why denounce
Because he loves and is loved lover
Do not be sanctimonious, called love as a sin
Even Muhammad was not going to criticize lovers
He never insulted his people who fall in love
Love poems for lovers
Darling,
get to know the wet season
and meranggaskan dry leaves
throughout the day in the full twelve
because of my love blossomed in the two seasons
anxious to get to know the wind among the bamboo pipe
which swerved to the right and swerve to the left
which menggemerisik between silent
because there are whispers about gelisahku
as dusk fell on the hills of uninhabited
There hue painted on the sky background
fiery red and sometimes violet
is added to recognize the color of longing
dear,
my nights are notes about love
cold to warm and provide a sense of smell
I jejaki moon that sank in the clouds
and I want to set with the love that you bring
> tukar

Minggu, 06 September 2009

PERANAN ADMINISTRASI DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DESA

PERANAN ADMINISTRASI DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DESA
OLEH ROLAND BALY
baliroland.blogspot.com@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam melaksanakan administrasi pemerintahan desa, peraturan-peraturan di desa merupakan landasan mengenai struktur, pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab pemerintah desa.
Administrasi pemerintah desa ialah semua kegiatan yan g bersumber pada wewenang pemerintah desa yang terdiri atas tugas-tugas kewajiban, tanggungjawab dan hubungan-hubungan keraj, yang dilaksanakan dengan berlandaskan peraturan-peraturan perundangan yang berlaku guna menjalankan pemerintahan desa.
Dengan memahami tugas-tugas administrasi dan operasional sebagai pelaksanaan dari pada fungsi-fungsi pemerintah d an pelayanan umum maupun pelaksanaan program pembangunan sebagai jenis fungsi-fungsi tugas pembaruan maka kewajiban kepala desa dan stafnya cukup berat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Administrasi Pemerintahan Desa
Administrasi pemerintah desa menarik dipelajari karena dilihat dari asal usul dan karakteristik, desa sebagai sebuah organisasi pemerintahan terendah dalam kaitannya dengan otonomi, maka ototnomi yang dimiliki oleh desa adalah berdasarkan hak, sedangkan yang dimiliki oleh pemerintah supra desa adalah otonomi berdasarkan belas kasihan/kemauan politik pemerintahan supra desa. Administrasi pemerintah desa dalam kedudukannya merupakan spesis dari administrasi Negara dan administrasi negara merupakan spesis dari ilmu administrasi.
Inti dari administrasi pemerintah desa adalah semua kegiatan atas proses yang berhubungan dengan pelaksanaan dari pada tujuan pemerintah desa yang bersumber pada wewenang hukum yang diberikan oleh keseluruhan pranata tata desa atau kedesaan dan penerapan prinsip-prinsip serta perilaku warga agar hidup tertib dan aman.


2.2 Otonomi Desa
Wewenang otonomi desa secara idiil sebenarnya ialah merupakan wewanang asli warga masyarakat untuk berpartisipasi secara sadar dengan pemerintah dalam memulihkan dan menjaga kepentingan yang bersifat vital. Terutama merupakan wewenang seluruh warga masyarakat hukum untuk menentukan norma-norma/aturan-aturan yang wajib ditaati sendiri baik oleh seluruh warga desa yang bersangkutan maupun oleh pemerintah desa.
Dalam hubungan ini salah satu faktor yang penting guna menciptakan suasana yang menguntungkan bagi terciptanya tujuan pembangunan dengan berdasarkan landasan partisipasi warga masyarakat.

2.3 Peranan Administrasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Desa
Administrasi sangat penting peranannya dalam pelaksanaan otonomi desa karena dalam otonomi desa diberi wewenang kepada pemerintah desa dan juga masyarakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan atau rpogram-program yangn masuk di desanya. Karena di deesa mempunyai aturan-aturannya sesuai dengan kesepakatan dalam musyawarah desa.
Bahwa pengertian mengenai wewenang otonomi pemerintah desa tidak dapat disamakan dengan pengertian otonom yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I atau Tingkat II pada pemerintahan propinsi atau kabupaten. Perbedaan ini terletak didalam sempitnya pengertian dari pada wewenang otonomi desa itu apabila dibandingkan dengan pengertian wewenang otonomi dalam ilmu ketatanegaraan pada umumnya.
Guna mendinamisir administrasi pemerintahan desa sebagai sarana dalam mensukseskan tujuan pembangunan oleh karena itu diperlukan sistem koordinasi dan pengawasan yang intensif mengenai tugas-tugas perurusan rumah tangga, pemerintahan serta program pembangunan di desa. Dimana masing-masing Kepala Desa bertanggung jawab kepada camat, mengenai pelaksanaan baik dari segi administratif maupun operasional dalam pelaksanaan kebijakan pemerintahan Desa.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wewenang otonomi pemerintah desa ialah sebagai suatu wewenang untuk melaksanakan hal-hal yang telah diputuskan oleh kepala desa bersama masyarakat setempat sesuai dengan aturan-aturan yang ada di desa berdasarkan ketentuan-ketentuan atau wewenang yang diberikan melalui perintah-perintah/peraturan-peraturan/keputusan-kepurusan/petunjuk-petunjuk dari lembaga pemerintah yang ada diatasnya guna pembinaan ketertiban dan kesejahteraan rumah tangga dan masyarakat desa.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya peranan administrasi dalam pelaksanaan otonomi desa, maka disarankan kepada kaum intelektual agar bisa mempelajari administrasi pemerintah desa, agar suatu saat kita terjun kemasyarakat dapat kita terapkan dimasyarakat. Karena itu kita sebagai pelayanan masyarakat maka kita sudah mendapatkan gambaran yang cukup jelas mengenai kegiatan administrasi pemerintah desa misalnya kita mencatat berbagai peristiwa/kejadian yang ada dimasyarakat setelah itu kita melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

DAFTAR PUSTAKA

1.Ny. Dra Sumber Saparin. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintah Desa, Ghalia Indonesia
2.DR. Taliziduhu Noraha, Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa, Bumi Aksara Indonesia

Sabtu, 05 September 2009

FOTO-FOTO DARI FLORES

FOTO-FOTO DARI FLORES
OLEH ROLAND BALY
BALYROLAND@YMAIL.COM
baliroland.blogspot.com@gmail.com




suatu keindahan ciptaan tuhan bagi masyarakat flores, tampak foto air terjun ini yang berada di daerah moni, kecamatan kelimutu.


suatu kepelah tua ma yang berada di larantuka, inilah sebuah peninggalan portugis yang senantiasa di pergunakan setiap tahun untuk seremonial keagamaan.


panorama matahari terbit dikala pagi di suatu daerah yang ada di lembata tepatnya di pantai lewoleba... gamabaran alam yang indah memberikan keragaman seni budaya yang berfariasi yang ada di flores dan lembata



suatu nuansa tersensiri saat perjalanan kita memasuki kota larantuka sebuah patung renya rosari memberikan sambutan kedatangan kita. inilah kota dalam nuansa dan warna religius


dermaga larantuka

kelimutu adalah sebuah keajaiban dunia ini menjadikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat flores.

MANFAAT BELIMBING WULU


MANFAAT BELIMBING WULU
OLEH ROLAND BALY
BALYROLAND@YMAIL.COM

MANFAAT BELIMBING WULU
Blimbing Wuluh menyebuhkanGusi berdarah
• Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik segar maupun manisan secara rutin tiap hari
• Dua buah belimbing wuluh dimakan tiap hari
Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan
• 1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yg gondongan.
• 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yg sakit.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik
• Segenggam daun belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih gosokkan ke bagian yg sakit.
• 100 gr daun muda belimbing wuluh 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yg sakit.
• 5 buah belimbing wuluh 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Sariawan
• 10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3 gelas air sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari.
• Segenggarn bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
• 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicuci lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring. Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Sakit gigi
• Lima buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih dikunyah dgn garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Pagel linu
• Satu genggam daun belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji lada digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit
Blimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu
• Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari
Blimbing Wuluh sebagai Obat Sakit Gigi Berlubang
• 5 buah belimbing wuluh dicuci bersih makan dgn sedikit garam kunyah ditempat gigi yg berlubang
Blimbing Wuluh sebagai Obat Penurun Tekanan Darah Tinggi
• Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yg sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari.
• Buah yg besar dan berwarna hijau diparut ambil air dan diminum.
• 3 buah belimbing diparut peras air diminum sekali sehari.
• 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-potong seperlu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring minum setelah makan pagi.
• 10 buah belimbing wuluh 1 jari rimpang kunyit 1/4 genggam daun meniran 3 jari labu air 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong seperlu lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Batuk
• Daun bunga buah yg masing-masing sama banyak direbus dalam air yg mendidih selama 1/2 jam dan minum airnya.
• Segenggam daun belimbing wuluh segenggam bunga dan 2 buah belimbing gula batu rebus dgn 2 gelas air sampai air tinggal setengah saring minum 2 kali sehari.
• Segenggam bunga belimbing wuluh beberapa butir adas gula secukup dan air 1 cangkir ditim selama beberapa jam.
• 25 kuntum bunga belimbing wuluh 1 jari rimpang temu-giring 1 jari kulit kayu manis 1 jari rimpang kencur 2 butir bawang merah 1/4 genggam pegagan 1/4 genggam daun saga 1/4 genggam daun inggu 1/4 genggam daun sendok dicuci dan dipotong-potong seperlu direbus dgn 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring diminum dgn madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.
• Buah belimbing wuluh dibuat manisan sehari makan 3 x 6-8 buah.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Diabetes
• Enam buah belimbing wuluh dilumatkan direbus dgn 1 gelas air sampai air tinggal setengah saring minum 2 kali sehari.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Jerawat
• Siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam.
• Tempelkan pada kulit yg berjerawat. Lakukan 2 kali sehari.
• Buah belimbing wuluh secukup dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn air garam seperlu utk menggosok muka yg berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
• 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang digiling halus lalu diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai utk menggosok dan melumas muka yg berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari

PENDAPATAN KELUARGA SEBAGAI MODAL PENDIDIKAN ANAK DI DESA UTETOTO, KECAMATAN NANGARORO , KABUPATEN NAGEKEO .

PENDAPATAN KELUARGA SEBAGAI MODAL PENDIDIKAN ANAK DI DESA UTETOTO, KECAMATAN NANGARORO , KABUPATEN NAGEKEO .
OLEH: ROLAND BALY
BALYROLAND@YMAIL.COM

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan melalui berbagai perubahan dan pembaharuahan . Dengan pembangunan itu pula kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pelaksanaan program pembangunan selalu berorientasi pada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat . Salah satu bentuk dalam meningkatkan taraf hidup adalah melalui peningkatan pendapatan keluarga . Kondisi ini menggambarkan bahwa pembangunan itu dilakukan oleh dan untuk masyarakat . Dengan demikian esensi penting yang menjadi sentaral perhatian adalah pembangunan masyarakat dalam upaya meningkatan pendapatan keluarga atau masyarakat .
Menyadari bahwa pendapatan masyarakat harus dicapai melalui suatu proses , maka kepada masyarakat dituntut untuk realistis dalam mengembangkan dan meningkatkan usaha perekonomiannya . Hal ini menunjukan bahwa pencapaian pendapatan masyarakat merupakan cermin dari semangat kerja keras masyarakat sebagai pelaku pembangunan .
Dalam rangka menuju proses tersebut, yang menjadi faktor penting adalah bagaimana masyarakat bisa mendayagunakan potensi sumber daya alam yang ada di daerahnya untuk bisa menghasilkan uang , barang atau jasa , sehingga dengan apa diperolehnya masyarakat bisa memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .
Taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan . Semakin banyak unsur-unsur kebutuhan yang dapat dipenuhi akan semakin meningkat kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat . Pada saat ini ukuran kemiskinan sebagai manifestasi dari taraf hidup dan kesejahteraan yang rendah tidak hanya dilihat dari pendapatan , melainkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan .
Atas dasar pemikiran tersebut di atas , maka usaha pembangunan tidak lain adalah suatu proses untuk memberikan dan menciptakan semakin banyak kesempatan atau peluang pada masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidupnya . Salah satu kebutuhan yang sangat mendasar dan harus dipenuhi oleh setiap manusia adalah kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan . Oleh karena itu , pendidikan merupakan suatu upayah dalam meningkatkan suber daya manusia yang berkualitas dan mandiri .
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan keluarga sangat tergantung pada tingkat pendapatan masyarakat . Fenomena seperti ini mempengaruhi kemampuan orang tua dalam mendukung pembangunan sektor pendidikan . Sebab diketahui bahwa bidang pendidikan itu sangat penting dalam kehidupan , artinya bahwa pendidikan dimaksud untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas SDM Indonesia yang cakupannya untuk memperoleh pendidikan termasuk di daerah . Hal ini disadari karena daerah pedesaan dan seluruh sumber daya alam di dalamnya merupakan basis dari proses pembangunan nasional . Dengan demikian maka keberhasilan suatu pembangunan tergantung pada mutu SDM selaku lokomotif yang menggerakkan pelaksanaan pembangunan . Bertolak dari konsep pembangunan seperti ini maka penulis merasa terdorong untuk mengetahui dan mengkaji tingkat pendidikan masyarakat Utetoto ditinjau dari tingkat pendapatan keluarga atau masyarakat guna mendukung pelaksanaan pembangunan menuju terciptanya SDM yang berkualitas dan mandiri serta menguasi dan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada untuk kesejahteraan hidupnya .
Fenomena di atas merupakan suatu proses yang dapat memberikan kesempurnaan kepada manusia sebagai anggota masyarakat dan secara nyata perlu dicerminkan dalam peningkatan pendapatan keluarga atau masyarakat , peningkatan kesempatan kerja , dan hasil lainnya , yang semuanya hasil nyata dari upaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan termasuk upaya pemberdayaan masyarakat melalui suatu proses pendidikan .
Sumber daya alam pada masyarakat Utetoto dianggap sangat potensial , tetapi mutu sumber daya manusianya kurang memiliki kemampuan untuk menggali , mengelola dan memanfaatkan potensi tersebut bagi peningkatan kesejahteraan . Hal lain yang perlu diketahui bahwa pengetahuan yang terbatas , kurangnya etos kerja dan alat kebiasaan yang bersifat konsumtif dari pada produktif .
Hal ini akan mempengaruhi pendapatan keluarga yang kurang maksimal sehingga berpengaruh pada pendidikan anak . Fakta real membuktikan bahwa banyak anak - anak yang putus sekolahnya dan juga masih cukup banyak anak-anak yang tidak sekolah oleh karena keterbatasan pendapatan orang tua .
Dasar - dasar pemikiran di atas menjadi landasan bagi penulisan dalam mengangkat dan mengkaji permasalahan ini dengan judul ; PENDAPATAN KELUARGA SEBAGAI MODAL PENDIDIKAN ANAK DI DESA UTETOTO, KECAMATAN NANGARORO , KABUPATEN NAGEKEO .

BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

Pada bab ini penulis melihat bahwa ada dua variabel penting yang harus dibahas dalam memecahkan permasalahan ini yakni ;
2.1 Pendapatan Keluarga
2.1.1 Pengertian Pendapatan
Trisusanto , menyatakan bahwa pendapatan adalah hasil usaha atau Produksi Barang dan Jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup .
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan atau penghasilan merupakan bentuk penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi . Hasil dari usaha yang diperoleh tersebut dapat berupa barang atau imbalan jasa dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga atau masyarakat .
Labih lanjut Michael , mengemukakan bahwa tujuan pembangunan pertanian dan pembangunan Desa dalam progresif tingkat hidup di pedesaan dapat meningkatkan pendapatan petani kecil , meningkatkan out-put dan produktivitas , maka yang paling penting adalah meneliti sumber-sumber prinsipiil tentang kemajuan pertanian dan kondisi dasar yang esensial dalam usaha mencapai kemajuan, hal-hal ini sudah pasti saling berhubungan dan kait mengait satu sama lain .
Konsep pemikiran di atas memberi isyarat bahwa pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan dan produktivitas keluarga atau masyarkat harus dilihat dari esensi yang paling mendasar , yang ditekankan dalam esensi pembangunan adalah keterpaduan , keserasihan , keseimbangan dan kebulatan yang utuh dalam melaksanakan seluruh aspek pembangunan . Karena pembangunan itu untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan, maka meskipun pembangunan menduduki tempat utama dalam pembangunan sector lainnya , namun unsure manusia, unsur sosial budaya dan unsur lainnya selalu mendapat perhatian seimbang . Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan pada sektor yang satu tidak dapat dipisahkan dari unsur pembangunan pada sektor lainnya .
2.1.2 Sumber Pendapatan Keluarga
Dalam rangkaian program pembangunan nasional, sejak REPELITA I, pembangunan sektor pertanian menjadi tolok ukur bagi keberhasilan sektor lainya. Basis ini yang dapat menghidupkan program pembangunan adalah sumber daya-sumber daya yang ada di daerah pedesaan .
Dikatakan demikian karena daerah pedesaan menyimpang berbagai potensi andalan yang dapat mengerakkan pelaksanaan pembangunan nasional. Bersamaan dengan itu potensi dapat pula menghidupkan masyarakat tani yang ada dan berkiprah di desa tersebut .
Mubyarto, mengatakan bahwa keberhasilan sektor pertanian telah memberikan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi sebagian besar masyarakat pedesaan yang mempunyai sumber penghasilan dari pertanian antara lain melalui BIMAS dan intensifikasi lainnya. Pengendalian harga dan program peningkatan pendapatan petani kecil .
Pada initinya basis pelaksanaan pembangunan pedesaan secara umum dan Desa Utetoto Khususnya maliputi dua hal ; pertama , SDA yang tersedia dan kedua , SDM yang akan memanfaatkan SDA tersebut . Sumber daya alam memberikan kontrobusi bagi peningkatan pendapatan ekonomi yang telah , sementara dan akan diolah dan dikembangkan , selanjutnya diperuntukan manusia .
Sumber alam unggulan yang menjadi basis bagi peningkatan pendapatan keluarga antara lain ; kopi , kemiri , vanili , jambu mete , cacao dan cengkeh serta kelapa . selain itu hasil produksi pangan yang juga sebagai andalan utama dalam menopang kehidupan keluarga di Desa Utetoto antara lain , padi , jagung , kacang dan umbi-umbian . Hasil alam lainnya yang masih membutuhkan sentuhan tangan – tangan terampil masyarakat untuk selanjutnya dibudidayakan , dikembangkan dan dilestarikan antara lain ; bambu , jati putih , mahoni begitu pun rotan .
Potensi SDA yang begitu banyak merupakan asset untuk dapat mengembangkan dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat setempat . Sehingga dengan demikian setiap orang dipacu untuk lebih meningkatkan kemampuannya untuk lebih menghayati serta menjiwai etos kerja dalam menyiasati potensi SDA yang ada .
Mubyarto , menerangkan bahwa GBHN 1993 mununjukkan bahwa perluasan dan penataan dunia usaha perlu ditingkatkan dalam rangka menggairahkan kegiatan ekonomi , memperluas lapangan kerja dan kesempatan peningkatan pendapatan masyarakat secara lebih merata melalui kerja sama kemitraan antara koperasi , usaha Negara dan usaha swasta .
Seirama dengan pemikiran tesebut di atas , maka lebih lanjut Faisal , mangatakan bahwa struktur ekonomi akan lebih maju dan berkembang , mengarah ke penguatan yang semakin memperkukuh landasan bagi tumbuh dan berkembangnya sebagian besar aktor di dalam perekonomian . Artinya pertumbuhan ekonomi akan lebih merata dan dari segi pendapatan akan semakin baik , bahkan bias memperkukuh fondasi sosial dan karenanya kita bias terhindar dari system pengalokasian sumber daya ekonomi yang mengalir kebidang-bidang yang sangat tidak produktif dan tidak menopang penguatan struktur ekonomi masyarakat .
Dari kedua konsep pemikiran di atas menjadi dasar pijak bagi penulis untuk melihat realita kehidupan keluarga di Desa Utetoto dalam bentuk pola laku , pola pikir dan pola hubungan . Pola laku menunjuk pada etos kerja keluarga dalam mengali dan mengelola serta memanfaatkan potensi SDA yang ada, juga mencakupi tata krama dan tata pergaulan dalam kehidupan keluarga . Pola pikir menenkankan cara dan orientasi berpikir konstruktif yang ditandai dengan cara hidup hemat , sederhana dan mandiri . Pola hubungan menekankan pada sikap kesetiakawanan , membina hubungan kekerabatan dan kerelaan dalam menerima dan melayani sesama tanpa memilih-milih satu dengan yang lain begitu pula keakraban dengan lingkungan alam sekitarnya .

2.2 Peningkatan Pendidikan
2.2.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang melalui upaya pengajaran dan latihan .
Dari batasan di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu langkah untuk membantu manusia kearah kedewasaan dan taraf kesempurnaan fisik , pshyckhis serta berusaha membina kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara .
Pendidikan harus memberi kesempatan pada imajinasi dan nurani untuk berkembang sesuai hukum alam dan tatanan moral yang mengatur perkembangan kepribadian manusia .
Dari pandangan di atas sebetulnya memberikan gambaran bahwa pendidikan manusia dapat memelihara kehidupan yang ada serta dapat mengembangkan kebudayaan yang dimilikinya disamping itu pendidikan juga dapat memenuhi kebutuhan manusia , oleh karena pendidikan , manusia dapat memiliki kepribadian yang artinya manusia hidup menurut norma hidup . Di samping itu juga pendidikan dikatakan berhasil apabila pendidikan mampu memberikan keleluasan untuk tumbuh kembangkan semangat kemanusiaan universal . Sehingga dunia ini tidak dinilai oleh pandangan-pandangan yang sempit yang mana akan merugikan orang lain dan kehidupan lainnya .
Pernyataan-pernyataan tersebut memberi gambaran bahwa proses pendidikan itu harus dijalankan dengan cara mandampingi , melayani , membimbing manusia sebagai individu dan kelompok agar sanggup dan mampu manjalankan tugas - tugas secara mandiri dan bertanggung jawab. Proses ini menitik beratkan pada prasarana-prasarana manusia yang bersifat mentalitas konstruktif dengan mempeluas pengetahuan , kecakapan , ketrampilan , disiplin yang tepat dan keuletan berusaha serta menciptakan kemungkinan - kemungkinan baru dalam menyalurkan kreativitasnya .
2.2.2 Jenis dan jenjang pendidikan
Berpedoman pada persepektif pola mentalitas manusia maka sebetulnya arti pokok dari peningkatan SDM adalah usaha yang serius untuk memperbaiki , membangun, menumbuhkan , dan manjadikan manusia lebih baik, lebih benar, dan lebih patuh . Itu berarti SDM adalah sumber – sumber dalam diri manusia yang memancarkan kekuatan – kekuatan tertentu , yang menentukan tingkah laku serta berperan penting bagi proses pengembangan diri manusia yang sama seturut gerak perubahan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Hemat penulis , ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan SDM , di antaranya :
1. Jenis pendidikan yaitu
a. Pendidikan fomal adalah jenis pendidikan yang dimulai dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi .
b. Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang di luar pendidikan formal, seperti kursus , pelatihan – pelatihan .
2. Jenjang pendidikan yaitu tingkat pendidikan dimulai dari pedidikan dasar , menengah , sampai pendidikan tinggi , yang tamatan dikategorikan berkemampuan akademis sehingga kriterianya ijasah plus serta professional .
Fokus perhatian utama dalam tulisan ini adalah pendidikan formal yang dilalui berdasarkan jenjang atau tingkatannya pada masyarakat Utetoto .
2.2.3 Unsur – unsur pendidikan
2.2.3.1 Pendidik (Pembimbing)
Pendidik yang dimaksud di sini adalah guru atau orang tua yang memberikan bimbingan kepada anak yang dilaksanakan di sekolah atau di rumah dengan cara dan pada waktu tertentu .
2.2.3.2 Murid
Murid adalah anak yang menerima bimbingan dari guru atau orang tua yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak .
2.2.3.3 Lembaga pendidikan
Bimbingan diberikan oleh guru atau orang tua yang bertanggungjawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak , berlangsung pada suatu tempat atau lembaga pandidikan tertentu , yaitu sekolah .

2.2.3.4 Sarana pendidikan
Sarana pendidikan yang dimaksud di sini adalah :
1. Gedung sekolah
2. Buku dan alat tulis
3. Papan dan kapur tulis
4. Pakaian seragam
5. Biaya
6. Lain – lain

2.3 Menelaah Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat Desa
Menurut Yohanes Mardimin , mengatakan Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mempersiapkan setiap individu dalam masyarakat yaitu dengan memberikan bekal ilmu dan ketrampilan serta wawasan dan sikap . Keberhasilan pendidikan pada setiap individu antara lain tercermin pada perilaku individu dalam masyarakat . Sikap kritis dan kreatif seseorang secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman selama mengikuti pendidikan baik di sekolah maupun di rumah .
Esensi penting yang hendak disoroti pada pendidikan dalam upaya peningkatan harkat dan martabat manusia serta kwalitas SDM juga cakupannya memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan .
Fenomena ini berorientasi pada pendidikan sebagai proses pembekalan SDM , baik dari segi ilmu untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuan berpikir yang mencakup daya nalar , daya kreatif , daya inofatif dan daya simpul, dan dari segi teknologi untuk meningkatkan kapasitas berproduktif yang mencakupi daya serap atau daya aplikatif .
Tujuan pendidikan yang begitu mulia dan dianggap luhur dalam konteks pembangunan dewasa ini bertolak belakang dengan konsep pemikiran masyarakat, khususnya masyarakat Desa Utetoto yang ternyata masih terlena dan tetap berpegang teguh pada falsafa hidup lama . Bahwa wanita tidak perlu mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dari kaum pria . Karena kaum wanita pada dasarnya harus kembali ke dapur, menjaga anak dan lain sebagainya . Selanjutnya kehadiran anak wanita dalam keluarga manjadi sumber rejeki bagi keluarga di masa depan .
Adanya arus pembangunan yang bergerak dari berbagai sektor dalam lingkup masyarakat Desa Utetoto tentu saja akan memacu setiap upaya peningkatan kwalitas SDM yang lebih terencana , lebih taktis dan lebih terarah pada terciptanya sistim pendidikan sebagai pusat keunggulan dimana dapat diharapkan munculnya manusia-manusia pembangunan berbobotkan keunggulan – keunggulan yang dibutuhkan dan dituntut oleh hukum-hukum pembangunan dewasa ini dengan tidak menyampingkan keberadaan kaum wanita sebagai mitra kerja pria .

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Keadaan Geografis
Desa Utetoto berada di wilayah Kecamatan Nangaroro , Kabupaten Nagekeo . Desa Utetoto dengan pusat desa di koekobho dan terbagi atas 4 wilayah kerja pemerintahan yaitu dusun A (Malapadhu) dusun B (Koekobho) dusun C (Kojamata) dusun D (Wodomia). Penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan di pusat desa yaitu di dusun B Koekhobho . Secara kseseluruhan luas desa Utetoto , 5,626 ha, 56,26 km2 dengan batas-baras wilayah sebagai berikut ; Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Wolowae , sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Nangaroro , sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ende, sebelah barat berbatasan dengan Desa Bidoa .

3.2 Keadaan Topografi
Wilayh Desa Utetoto sebagian besar terdiri dari daerah perbukitan (70%) dengan derajat kemiringan tanah 70 derajat . Daerah ini merupakan lahan perkebunan dan perladangan . Sementara dataran rendahnya tidak terlalu luas (30%) yang merupakan wilayah pemukiman dan perkebunan . Keadaan iklim tergolong dalam daerah yang beriklim tropis , dengan ketingian wilayah dari permukaan air laut 220m serta curah hujan yang ada berkisar 123 mm pertahun dengan jumlah 7 bulan .

3.3 Keadaan Demografi
Keadaan penduduk Desa Utetoto berdasarkan data perkembangan penduduk tahun 2007 tercatat sebanyak 206 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 879 juwa, tidak terhitung yang berada di luar daerah atau di prantauan . Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel data penduduk dibawah ini .
a. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Tabel 1.
Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
No Kelompok umur Jenis kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1.
2.
3.
4.
5.
6. 0-5 Tahun
6-12 Tahun
13-25 Tahun
26-35 Tahun
36-50 Tahun
51-70 Tahun 66
78
71
60
71
72 73
75
91
76
96
50 139
153
162
136
167
122
Total 418 461 879




Sumber Data : Kantor Desa Utetoto , tahun 2007
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa dari keseluruahan populasi masyarakat Desa Utetoto lebih dominasi oleh kaum perempuan dalam masyarakat yang berusia produksi .
b. Jumlah penduduk menurut agama
Bedasarkan data penduduk tahun 2007, terlihat bahwa jumlah penduduk utetoto menurut agama yakni keseluruhan penduduk masyarakat menganut agama katolik .
c. Keadaan penduduk memurut tingkat pendidikan
Tabel 2.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Belum sekolah
Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah
Pernah sekolah SD tapi tidak tamat
Tamat SD /Sederajat
Tamat SLTP/Sederajat
Tamat SLTA/ Sederajat
Tamat D II
Tamat D III
Tamat S I 163 orang
-
25 orang
547 orang
69 orang
56 orang
3 orang
4 orang
4 orang
Total 879 orang
Sumber data : Kantor Desa Utetoto , tahun 2007
Dengan melihat tabel di atas maka diketahui bahwa masyarakat desa Utetoto tergolong dalam kategori masyarakat yang berpendidikan rendah dan lebih lagi sebagaian besar tidak mengenyam pendidikan . Dengan demikian tingkat sumber daya manusia tergolong rendah .
d. Keadaan penduduk menurut mata pencarian
Tabel 3.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian
No Mata pencaharian Jumlah
1
2
3
4
5 Petani
Pedagang
Buruh Swasta
PNS
Wiraswasta 690 orang
-
7 orang
9 orang
-
Total 706 orang
Sumber data : Kantor desa Utetoto , tahun 2007.
Dari data yang ada terlihat bawah penduduk desa Utetoto didominasi oleh masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani , di samping PNS , dan buruh Swasta .


BAB IV
PENDAPATAN KELUARGA SEBAGAI MODAL
PENDIDIKAN ANAK

4.1. Pendapatan Keluarga.
4.1.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan
1. Faktor alam
Dalam kegiatan untuk memperoleh pendapatan dari sumber pendapatan, sangat dipengaruhi oleh keadaan alam . Seperti keadaan cuaca dan sebagainya .
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja dipandang dari sudut ekonomi adalah tenaga kerja tidak hanya ditentukan oleh jumlahnya tetapi lebih penting adalah kualitas tenaga kerja . Hal yang harus diperhatikan adalah keuletan serta kemauan yang tinggi dalam berusaha untuk meningkatkan pandapatan keluarga .
3. Faktor budaya
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan keluarga , sebab setiap ritus budaya yang dijalankan selalu menelan biaya yang begitu besar sementara tata upacara dijalankan setiap tahun tanpa mengenal kondisi ekonomi keluarga , sehingga pendapatan keluarga sangat merosot.
4. Manajemen pengelolaan pendapatan
Pendapatan keluarga bila mana tidak diatur dengan baik , maka sangat berpengaruh terhadap ekonomi keluarga sebab akan menimbulkan defisit bagi pendapatan . Dengan demikian maka sebagian besar kebutuhan keluarga tidak dapat dipenuhi .
5. Faktor skill
faktor skill meliputih faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal dalam suatu usaha untuk menperoleh pendapatan supaya produksi langsun menurut rencana semakin baik sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas .
4.1.2 Sumber pendapatan keluarga
Dalam buku ilmu ekonomi perusahaan tertulis bahwa kemakmuran ialah suatu keadaan dimana orang dapat memenuhi kebutuhannya , suatu imbangan antara banyaknya kebutuhan dan banyaknya persediaan alat –alat untuk memenuhi kebutuhan .
Pernyataan di atas sebetulnya memberikan gambaran kepada kita bahwa setiap manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup maka senantiasa harus berusaha untuk memperoleh penghasilan , sehingga dengan penghasilan tersebut manusia bisa memenuhi semua kebutuhan demi kesejahteraan hidupnya .
Atas pernyataan yang demikian maka akan muncul suatu pertanyaan dalam benak kita yaitu dari mana suatu keluarga memperoleh penghasilan ?
Dalam buku Ekonomi Indonesia disitu tertulis bahwa penghasilan suatu keluarga bisa bersumber pada :
1. Usaha sendiri , misalnya ; Berdagang , Mengerjakan Sawa , Menjalankan perusahaan sendiri .
2. Bekerja pada orang lain , misalnya ; bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau kariawan.
3. Hasil dari Milik , misalnya mempunyai sawah disewakan , punya rumah disewakan , punya uang dipinjamkan dengan bunga .
Sumber penghasilan atau pendapatan yang digambarkan di atas , maka dalam masyarakat Utetoto juga memiliki sumber pendapatan yang sangat berfariasi , hal ini diketahui pada data penduduk Utetoto tahun 2007. Untuk lebih jelas maka penulis membuat kedalam suatu tabel seperti terlihat di bawah ini .
Tabel 4.
Sumber Pendapatan Keluarga Pada Masyarakat Utetoto
Sumber Pendapatan
Petani Peternak Buruh Swasta PNS
1. Palawija
2. Komoditi
• Kemiri
• Coklat
• Kelapa
• Jambu Mete
• Vanili 1. Besar
a. Kuda
b. Kerbau
c. Sapi
2. Kecil
a. Kambing
b. Domba
c. Ayam
d. Anjing Tukang
a. Guru
b. Aparat pemerintah
Sumber data : Wawancara

Berdasarkan tabel diatas maka jelas bahwa sumber pendapatan keluarga pada masyarakat Utetoto sangat berfariasi , mulai dari petani sampai PNS itu merupakan lahan dalam memperoleh pendapatan keluarga sehingga dengan pendapatan tersebut dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga terlebih pada pendidikan anak .

4.1.3 Besarnya Pendapatan
Dalam masyarakat Utetoto ada perbedaan yang menyolok dalam hal besarnya pendapatan . meskipun perbedaan dalam besarnya penghasilan atau pendapatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor , namun tidak menimbulkan pertentangan diantara masyarakat sehingga setiap keluarga selalu terpacu semangat dalam berusaha dalam meningkatkan pendapatan yang lebih baik .
Sehubungan dengan besar kecilnya pendapatan keluarga pada masyarakat Utetoto maka penulis dapat memaparkan pendapatan keluarga rata – rata selama dalam jangkah waktu tertentu seperti pada tabel di bawah ini , sehingga dapat kita ketahui dan dikaji oleh penulis dalam membahas persoalan tentang pendapatan keluarga sebagai modal dalam menunjang pendidikan anak .
Tabel 5.
Data Pendapatan Rata – Rata Keluarga Responden
Pada Masyarakat Utetoto
No Nama KK Pekerjaan Pendapatan
Minggu Bulan Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 Servasius Ria
Polikarpus Goa
Petrus Kendi
Marselinus Lasa
Moses Dhosa Dhae
Yulius Riwu
Petrus Lato
Marselinis Sema
Nikolaus Mi
Karolina Eda
Sypri Roga
Paulus Pio Digo
Marselinus Fa
Nikolaus Nay Oa
Stanislaus Gai
Seda Simon
Antonius Dera
Rafael Rege
Robert Gesu
Ferdinandus Bhade
Markus Karo
Stefanus Sede
Florianus Riso
Marselinus Hari
Agustinus Seso
Alex Lesy
Alex Sugi
Agata Wuga PNS
Petani, Peternak
Petani
Petani
Petani, Pedagang
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani, Peternak
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani -
900 Rb
600 Rb
700 Rb
-
450 Rb
750 Rb
375 Rb
600 Rb
450 Rb
700 Rb
850 Rb
500 Rb
450 Rb
600 Rb
500 Rb
450 Rb
700 Rb
450 Rb
600 Rb
500 Rb
500 Rb
450 Rb
600 Rb
500 Rb
450 Rb
700 Rb
375 Rb 800Rb
3.6 Jt
2.4 Jt
2.8 Jt
6 Jt
1.8 Jt
3 Jt
1.5 Jt
2.4 Jt
1.8 Jt
2.8 Jt
3.4 Jt
2 Jt
1.8 Jt
2.4 Jt
2 Jt
1.8 Jt
2.8 Jt
1.8 Jt
2.4 Jt
2 Jt
2 Jt
1.8 Jt
2.4 Jt
2 Jt
1.8 Jt
2.8 Jt
1.5 Jt 9,6 Jt
43,2 Jt
28.8 Jt
33.6 Jt
180 Jt
21.6 Jt
36 Jt
18 Jt
28.8 Jt
21.6 Jt
33.6 Jt
40.8 Jt
24 Jt
21.6 Jt
28.8 Jt
24 Jt
21.6 Jt
33.6 Jt
21.6 Jt
28.8 Jt
24 Jt
24 Jt
21.6 Jt
28.8 Jt
24 Jt
21.6 Jt
33.6 Jt
18 Jt
Sumber data : Wawancara

Dari data di atas diketahui bahwa pendapatan masyarakat Utetoto cukup tinggi . Hal ini terwujud berkat adanya pemahaman masyarakat terhadap arti pentingnya dunia usaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat .
Hal lain yang hendak diperhatikan dalam keberhasilan itu adalah timbulnya etos kerja yang tinggi dari masyarakat dalam menyiasati setiap program pembangunan . Aspek ini tentunya didukung oleh kemampuan berpikir kritis dan realistis di tingkat masyarakat Utetoto .
Arus informasi dan transportasi juga merupakan esensi penting yang patut dibanggakan sehingga informasi harga pasar dan pembangunan serta penjualan komoditi pertanian semakin mudah dijangkau kepasaran . Dengan demikian impian untuk meningkatkan pendapatan keluarga semakin terbuka lebar . Namun perlu diakui bahwa setiap tatanan pelaksanaan program pembangunan didominasi dan dibarengi oleh kepentingan adat dan kebiasaan masyarakat setempat .
Ritus budaya yang mendominasi dalam setiap tatanan kehidupan masyarakat menjadi kendala bagi setiap masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya karena setiap ritus di jalankan akan menelan biaya yang sangat besar sementara tata upacara dilakukan terus setiap tahun tanpa mengenal kondisi perekonomian keluarga .
Faktor lain yang menyebabkan merosotnya perekonomian keluarga pada masyarakat Utetoto adalah sistem pengolahan usaha tani yang masih bersifat tradisional , pengaturan ekonomi rumah tangga yang tidak memperhitungkan nilai ekonomi dan kurang memanfaatkan peluang atau waktu seefektif mungkin . Pola hidup seperti ini mengisyratkan bahwa masyarakat masih menyimpan dan mewarisi nilai-nilai hidup lama.
Mengahadapi kenyataan tersebut di atas , maka arus pembangunan yang berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan keluarga harus bertumpu pada :
1. Menumbuhkan semangat gotong-royong dan etos kerja yang tinggi sebagai modal utama dalam meningkatkan pendapatan keluarga .
2. Melestarikan , mengelola , dan memanfaatkan potensi sumber daya alam sebagai aset pembangunan untuk meningkatkan pendaptan keluarga . Sumber alam seperti bambu , rotan , dan sejenisnya untuk bisa mengembangkan industri kerajinan masyarakat dan tetap memperhatikan komoditas andalan seperti kemiri , cokelat , kelapa , vanili , dan lainnya .
3. Mengangkat kembali aset budaya masyarakat untuk menarik wisatawan , hal ini akan menambah pendapatan masyarakat .

4.2 Peningkatan pendidikan
GBHN tahun 1978 GBHN 1983 menegaskan bahwa , arah pendidikan nasional adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa , kecerdasan , keterampilan mempertinggi budi pekerti , memperkuat kepribadian , dan mempertebal semangatkebangsaan agar tumbuhlah manusia pembangun yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan Bangsa .
Konsep di atas menegaskan bahwa pendidikan merupakan hak asasi setiap orang dalam membangun dirinya dan membangun masyarakat . Dengan demikian maka masyarakat Utetoto melihat pendidikan sangat penting sebagai kebutuhan yang urgen sehingga harus dipenuhi . Atas pertimbangan yang demikian maka setiap orang tua terpacu dan bersemangat dalam menyekolahkan anak – anaknya dengan tujuan agar anaknya dapat mengembangkan bakat dan kemampuan serta kreatifitas agar mampu memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dalam membangun kehidupan keluarga dan masyarakat kearah yang lebih baik .
Untuk mengetahui peningkatan pendidikan pada masyarakat Utetoto , maka berikut ini penulis dapat menguraikan melalui indikator – indikator sebagai berikut .
4.2.1 Jumlah Anak yang Sekolah dalam Keluarga
Kemampuan orang tua dalam menjadikan pendapatan sebagai modal pendidikan anak harus memperhatikan kuantitas anak yang ada dalam keluarga . diketahui bahwa faktor ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan orang tua dalam membiayai anak sebab jumlah anak yang bersekolah dalam suatu keluarga biaya yang dipersiapkan sebagai modal pendidikan .
sengan demikian maka untuk mengetahui kemampuanorang tua dalam mengatur pendapatan digunakan sebagai modal pendidikan anak pada masyarakat Utetoto terlebih dahulu penulis dapat memaparkan data jumlah anak yang bersekolah dalam kelurga responden seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.
Data jumlah anak sekolah pada KK responden
No. Nama KK Jumlah Anak Yang Sekolah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 Servasius Ria
Polikarpus Goa
Petrus Kendi
Marselinus Lasa
Moses Dhosa Dhae
Yulius Riwu
Petrus Lato
Marselinis Sema
Nikolaus Mi
Karolina Eda
Sypri Roga
Paulus Pio Digo
Marselinus Fa
Nikolaus Nay Oa
Stanislaus Gai
Seda Simon
Antonius Dera
Rafael Rege
Robert Gesu
Ferdinandus Bhade
Markus Karo
Stefanus Sede
Florianus Riso
Marselinus Hari
Agustinus Seso
Alex Lesy
Alex Sugi
Agata Wuga 2 orang
3 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
3 orang
2 orang
1 orang
2 orang
1 orang
3 orang
2 orang
2 orang
2 orang
1 orang
2 orang
3 orang
2 orang
1 orang
3 orang
1 orang
2 orang
1 orang
2 orang
2 orang
1 orang
Total 45 orang
Sumber : Wawancara

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah anak sekolah dalam keluarga responden cukup rendah.
Dengan menlihat penghasilan keluarga pertahun bila dibandingkan dengan jumlah anak yang sekolah pada keluarga responden maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua sangat mampu membiayai anaknya sekolah kejenjang atau tingkat pendidikan sesuai keinginan orang tua dan anak.


4.2.2 Biaya Pendidikan
Realitas menunjukan bahwa bumi tempat manusia berpijak terus mengalami perubahan.Perubahan – perubahan ini membawa kemajuan bagi manusia dalam berbagai aspek kehidupan . Kemampuan manusia dalam membuat suatu perubahan menuju kehidupan yang lebih baik harus berfokus pada kemampuan Sumber Daya Manusia . Dengan demikian kemampuan SDM harus ditingkatkan , salah satu cara dalam meningkatkan SDM yaitu melalui pendidikan .
Atas dasar tersebut maka keinginan Orang Tua pada masyarakat Utetoto untuk menyekolahkan anak makin meningkat namun salah satu kendala bagi orang tua adalah faktor biaya , sebab biaya pendidikan dari waktu – kewaktu makin meningkat sehingga banyak Orang Tua dengan penghasilan terbatas , tidak mampu membiayai anaknya untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi .
Dengan melihat fenomena ini maka penulis ingin mengkaji dan mencoba menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Utetoto sehingga membantu mencari solusi , namun sebelumnya penulis terlebih dahulu memaparkan besarnya biaya pendidikan rata – rata yang dihimpun penulis melalui wawancara , dengan olahan data seperti pada tabel di bawah ini .

Tabel 6.
Data Biaya Rata –Rata Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Biaya/Tahun(Rp)
1.
2.
3.
4. SD
SMP
SMA
PT 750 RB – 1,2 JT
750 RB – 1,5 JT
1 JT – 2 JT
3 JT – 5 JT
Sumber data : Wawancara

Dengan melihat tabel biaya pendidikan di atas dan kita bandingkan dengan besarnya penghasilan masyarakat Utetoto maka sangat jelas bahwa pendapatan masyarakat sangat tinggi tidak sebanding dengan biaya pendidikan . tetapi yang menjadi pertanyaan bagi kita bahwa apakah dengan penghasilan yang begitu tinggi dapat menjadikan modal dalam membiayai pendidikan anak ?
4.2.3 Kemampuan
Setelah melihat besarnya pendapatan keluarga rata – rata dan biaya pendidikan rata – rata di atas maka penulis dapat mengatakan bahwa pendapatan masyarakat cukup tinggi sehingga kemampuan orang tua bisa menjadikan pendapatan itu sebagai modal dalam pendidikan anaknya kejenjang pendidikan yang dikehendaki , tetapi dilain pihak ada pula kemampuan orang tua terbatas dalam membiayai pendidikan anak .
Sejalan dengan fakta real yang didapat penulis bahwa ada orang tua yang tidak dapat membiayai pendidikan anaknya kejenjang yang lebih tinggi disebabkan pendapatan keluarga masih kurang atau sangat minim .
Dari pernyataan tersebut maka penulis melihat bahwa sebetulnya bukan pendapatan keluarga masi kurang tetapi pengaturan pendapatan dan pengeluaran yang masih kurang sempurna sehingga hubungan pengeluaran dan pendapatan tidak seimbang sehingga menimbulkan defisit bagi pendapatan .
Fenomena lain yang didapat adalah pandangan segelintir masyarakat bahwa pendidikan hanya boleh diraih oleh kaum pria , sementara kaum wanita dianggap sebagai pekerja dapur dan mengasuh anak serta pemasok rejeki . Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sikap tanggap terhadap peserta didik yang tidak serius dalam mengenyam pendidikan sehingga banyak yang droup out .
Sehubungan dengan itu , maka prioritas pembangunan sektor pendidikan masyarakat desa Utetoto harus memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
1 Pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia tidak hanya pada kaum pria saja tetapi juga kaum perempuan harus mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum pria , sehingga akan terjawab bahwa salah satu hak asasi manusia adalah hak untuk mendapatkan pendidikan.
2 Pendidikan yang bertumpuh pada prinsip long life education menjadi dasar pijak bagi setiap keluarga dalam masyarakat desa Utetoto untuk memberi pendidikan dan keberhasilan kepada anak dalam memilih jenis dan jenjang pendidikan mana yang disanggupinya .
3 Pendidikan sebagai proses pembebasan akan menghantar masyarakat untuk lebih kritis , kreatif , inovatif dan realistis dalam menanggapi dan melaksanakan setiap program pembangunan .

4.3 Pendapatan Keluarga Sebagai Modal Pendidikan Anak
Pada masyarakat Utetoto memiliki sumber penghasilan sangat berfariasi seperti Petani ( Palawija , Komoditi ) , Peternak, Buruh Swasta , dan PNS . Dengan melihat sumber penghasilan yang sangat berfariasi ini maka besarnya pendapatanpun sangat berbeda – beda dan biaya hiduppun berbeda pula sesuai kebutuhan hidup masing – masing .
Potensi sumber daya alam desa Utetoto sangat mendukung dalam meningkatkan pendapatan atau penghailan keluarga atau masyarakat , namun keadaan seperti ini tidak mendukung dengan potensi SDM pada daerah tersebut , dengan demikian menjadi persoalan adalah potensi SDA belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat , untuk dimanfaatkan demi kesehjareraan hidup keluarga dan masyarakat .
Berdasarkan data pada bab sebelumnya dilihat bahawa penghasilan keluarga pada masyarakat Utetoto sangat tinggi sehingga dengan pendapatan tersebut dapat dijadikan modal dalam meningkatkan SDM yaitu melalui pendidikan , namun kendalahnya bahwa penghasilan atau pendapatan dan SDA belum dikelolah secara baik . Dengan demikian maka penulis dapat mengatakan bahwa pokok persoalan adalah bagaimana mengatur dan mengelolah pendapatan dan SDA sedemikian rupa sehingga kebutuhan hidup keluarga dapat semuanya terpenuhi dengan penghasilan yang ada atau tersedia .
Untuk menjawabi persoalan di atas maka penulis dapat memberikan solusi seperti di bawah ini agar pengaturan pendapatan dan pemanfaatan potensi sumber daya secara efektif dan efisien . Dengan demikian dalam mengatur ekonomi keluarga maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya :
1. Mencatat Semua Pengeluaran
Langkah pertama untuk mengatur keuangan adalah membuat catatan – catatan tentang semua pengeluaran dan penerimaan uang . Untuk itu tidak perlu suatu pembukuan yang berbelit-belit dan serba lengkap . Cukup sebuah tulis atau catatan biasa asal pengeluaran dan penerimaan di catatat dengan tanggal , keterangan dan jumlah .
2. Menyusun anggaran belanja keluarga
Anggaran belanja adalah sebuah rencana yang disusun mencocokan pendapatan dan pengeluaran untuk jangka waktu tertentu . Dengan demikian maka anggaran belanja keluarga sebuah rencana yang cukup terperinci mengenai pengeluaran uang penghasilan yang disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga untuk suatu jangka waktu tertentu .
3. Mengusahakan tambahan penghasilan dengan memanfaatkan potensi yang ada .
Pemecahan masalah ekonomi rumah tangga hanya dengan menhemat biaya dan pengunaan secara efisien dari sumber - sumber yang ada juga unsur produktifnya , unsur usaha sehingga ada kemuingkinan seperti :
a. Mencari pekerjaan sambilan misalnya, seorang dengan pekerjaan pokok petani tetapi di lain pihak dia bisa beternak sehingga bisa menambah penghasilan .
b. Memanfaatkan seefisien mungkin potensi yang ada . Misalnya , pekarangan dimanfaatkan untuk tanaman sayuran, membuat kerajinan rumah tangga seperti inke , menganyam tikar , dan sebagainya .
Disini yang penting adalah kemauan , usaha , dan keuletan tidak menyerah pada nasib melainkan mau bekerja untuk membangun masa depan yang baik .
4. Menabung
Penghasilan keluarga tidak selamanya dibelanjakan seluruhnya untuk kebutuhan keluarga , tetapi dengan sisa penghasilan itu maka alangkah baiknya ditabungkan saja sehingga tabungan itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dimasa yang akan datang atau kebutuhan yang mendesak .
5. Menguranggi angka kelahiran anak pada keluarga
Salah satu cara yang lebih baik dalam mengatur kehidupan keluarga adalah dengan mengatur angka kelahiran anak , sebab bila dilihat bahwa fakta riil telah menunjukan bahwa memiliki banyak anak maka akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dalam keluarga .
6. Memperluas lahan pekerjaan
Dengan meningkatkan pendapatan keluarga maka salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan memperluas lahan pekerjaan .
Misalnya , para petani dalam meningkatkan penghasilan maka dia harus membuka dan memperluas lahan pertaniaannya sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik atau yang diinginkan .
Dengan berpijak dari solusi di atas maka penulis percaya dan yakin bahwa penghasilan atau pendapatan keluarga akan meningkat sehingga penghasilan tersebut akan menjadi modal yang berharga dalam meningkatkan sumber daya manusia menuju kesejahteraan keluarga .
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pokok pikiran yang telah diuraikan di depan merupakan gambaran umum keadaan pendapatan keluarga terhadap peningkatan pendidikan anak di desa Utetoto . Kondisi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersebut akan disimpulkan sebagai berikut :
1. Pedepatan keluarga dalam masyarakat desa Utetoto pada umumnya bersumber dari tanaman pangan, tanaman komodoti , hasil ternak , kerajinan tangan dan sumber pendapatan lain . Adanya pemahaman dan kesadaran masyarakat yang tinggi dalam menanggapi dan melaksanakan setiap arus pembangunan yang diprogramkan . Hal ini juga didukung oleh ketersediaan Sumber Daya Alam yang cukup potensial .
2. Pendapatan masyarakat yang bervariasi tersebut di atas akan mempengaruhi kemampuan dan kemauan orang tua untuk membiayai pendidikan anak – anak mereka kejenjang pendidikan formal yang lebih tinggi . Aspek ini tentuhnya didasari oleh terpenuhnya kebutuhan keluarga selama satu tahun . Hal lain yang hendak diperhatikan yaitu adanya sistem pengelolahan ekonomi keluarga yang teratur dan efisien .
Dari kenyataan yang dipaparkan di atas tentunya juga didukung kemauan , kemampuan dan kesadaran anak itu sendiri dalam mengikuti proses pendidikan .

5.2 Saran – saran
Bertolak dari aspek yang mempengaruh keadaan pendapatan keluarga terhadap peningkatan pendidikan di desa Utetoto dalam uraian sebeluamnya , berikut ini penulis mencoba memberikan beberapsa saran konstruktif kepada pemerintah dan masyaraka , diantaranya :
1. Pemerintah Desa
a. Pemerintah Desa lebih memperdayakan masyrakat dalam bentuk konstribusi pemikiran yang konstruktif dan inovatif serta pendekatan karya nyta yang bersifat energik dan produktif agar masyarakat mau menerimanya .
b. Member kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha-usaha mereka dalam upaya peningkatan pendapatannya dan mendukung program peningkatan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan formal .
c. Memberi pemahaman dan pengawasan kepada masyarakat dalam mengambangkan usaha-usaha peningkatan pendapatan melalui kerajinan tangan dengan memanfaatkan potensi yang ada .
2. Masyarakat
a. Masyarakat lebih berpikir kritis , ekonomis dan bersikap kreatif dalam menghadapi arus pembangunan yang diprogramkan .
b. Mengurangi dan menyederhanakan pembiayaan upacara adat atau ritus budaya yang menelan dana begitu besar untuk selanjutnya berorientasi pada sektor pendidikan .
c. Diharapkan kepada generasi muda agar bisa sadar dan mempunyai kemauan tinggi dalam memperoleh pendidikan sehingga membentuk dan mengelolah kemampuan serta kreatif dalam memanfaatkan potensi yang ada .
d. Dalam meningkatkan pendapatan maka para petani dapat memperluas lahan pertanian dan juga diharapkan masyarakat bisa mengatur dan memanfaatkan hasil pendapatan dengan ekonomis sehingga segala kebutuhan dapat terpenuhi serta selalu bersikap hidup hemat . Seperti orang bijak katakan , hemat pangkal kaya,rajin pangkal pandai .

PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN

PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN
OELEH: ROLAND BALY
BALYROLAND@YMAIL.COM

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat. Kemajuan dan kesejahteraan masyarakat suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana kemajuan pembangunan yang dijalankan dan sejauh mana pembangunan itu dapat dinikmati oleh seluru rakyat. Tingginya intensitas pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat atau bangsa akan mendorong terciptanya kesejahteraan hidup masyarakat bangsa.
Berbagai macam bidang pembangunan yang dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan menyangkut seluruh aspek kehidupan baikpembangunan dibidang jasmani maupun di bidang rohani. Bilamana pembangunan dijalankan yang dijalankan hanya pada satu aspek, maka pembangunan tersebut tidak berjalan seimbang dan akan mengalami kepincangan yang pada akhirnya bukan membawa masyarakat kepada kesejahteraan melainkan kepada kehancuran.
Sunyoto menyatakan bahwa persoalan kemiskinan dan kesenjangan masih merupakan masalah krusial di pedesaan.Persoalan ini tidak bisa diabaikan karena bisa menjadi pemicu konflik . Dengan demikian bila pembangunan di pedesaan di seluruh wilaya Indonesia berjalan secara merata dan adil serta dikoordinasikan secara baik, maka hal itu akan memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara.
Dari pernyataan tersebut namun masih ada penilaian yang menyatakan bahwa hambatan dan kendala pelaksanaan progaram pembangunan di Desa atau Kelurahan dikarenakan ketidak mampuan masyarakat dan kelembagaan Desa atau Kelurahan. Alasan ini sebagai pembenar pelaksanaan program pembangunan selama ini ditentukan dari atas dan masyarakat hanya menerima. Penilaian ini ternyata kurang tepat, sikap pasif masyarakat terhadap program pembangunan adalah akibat dari tidak terlibatnya masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari tahap perencanaan sampai evaluasi.
Dengan demikian maka akan muncul suatu pertanyaan refleksi bagi kita semua adalah strategi apa yang digunakan agar masyarakat dapat terlibat dan merasa pembangunan? Dari pertanyaan tersebut maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh tentang permasalahan ini dengan judul tulisan PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN
BAB II
PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN

2.1 Pemberdayaan Masyarakat
2.1.1 Apa itu Pemberdayaan ?
Secara konseptual, pemberdayaan ( empowerment ), berasal dari kata power
(kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.Kesuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan terlepas dari keinginan dan minat mereka .
Dengan demikian maka pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mrmpengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh faktor-faktor produksi dan penguatan masyarakat untuk menentukan pilihan masa depannya .
Dari pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan memiliki dua tujuan yaitu pertama melepaskan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan. Kedua memperkuat posisi lapisan masyarakat dalam struktur sosial.
Geradus Edo, mengemukakan bahwa, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan memotifasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya .
Lebih lanjut Winarni mengemukakan bahwa, inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal yaitu pengembangan (enablin) memperkuat potensi atau daya (empowering) tercipta kemandirian .
Bertolak dari kedua pendapat di atas bahwa pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.
2.1.2 Pendekatan Pemberdayaan
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dicapai melalui perubahan pendekatan pemberdayaan. pendekatan pemberdayaan di antaranya adalah :
1. Pemukinan.
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultur dan struktur yang menghambat.
2. Penguatan.
Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemapuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.
3. Perlindungan.
Melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
4. Penyokongan.
Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pembedayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.
5. Pemeliharaan
Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
Dengan demikian maka penulis dapat mengatakan bahwa pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunan itu sendiri.
2.1.3 Tahap – Tahap Pemberdayaan
Sampai kapankah pemberdayaan tersebut harus dilakukan? Menurut Sumodiningrat bahwa pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi .
Dilihat dari pendapat tersebut penulis dapat mengatakan bahwa pemberdayaan melalui suatu prosees belajar, sehingga mencapai status mandiri. Meskipun demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi.
Sebagaimana proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap.tahap-tahap yang dilalui sebagai berikut :
1. Tahap penyadaran dan pembentukan prilaku menuju prilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
Pada tahap ini pihak pemberdaya atau pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, dan dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
2. Tahap transformasi kemampuan berubah wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawaan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan.
Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek pembangunan saja, belum mampu menjadi subjek dalam pembangunan.
3. Tahap peningkatan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Apabila masyarakat telah mencapai tahap ini maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan. Dalam konsep pembangunan masyarakat pada kondisi ini seringkali didudukan sebagai subyek pembangunan.
Sejalan dengan pendapat Sumodiningrat maka masyarakat sudah mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat tersebut tetap memerlukan perlindungan, supaya dengan kemandirian yang dimiliki dapat melakukan dan mengambil tindakan nyata dalam pembangunan.Disamping itu kemandirian mereka perlu dilindungi supaya dapat terpupuk dan terpelihara dengan baik.
2.2 Pembangunan Berwawasan Lingkungan
2.1.1 Pola Pendekatan
Ketepatan dalam mengimplementasikan strategi pembangunan menjadi kata kunci di dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat urgenisasinya sumber daya alam dan lingkungan bagi keberlanjutan pembangunan, maka menjadi mutlak kiranya melarutkan lingkungan dalam proses pembangunan. Melalui pembangunan berwawasan lingkungan, diharapkan proses pembangunan akan menjadi keberlanjutan. Konsep dari pembangunan berkelajutan ini mengabungkan efisiensi ekonomi dan efisiensi ekologi, dalam hal ini produksi maupun konsumsi barang dilakukan dengan seefisien mungkin
Berangkat dari hal tersebut maka proses pembangunan berwawasan lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan di antaranya :
a. Keterkaitan (interdependency)
Berbagai persoalan seperti polusi, mengunakan bahan – bahan kimia, perusakan sumber plasma nutfah (genetiks), peledakan pertumbuhan kota dan konservasi alam tidak lagi terbatas dalam batas-batas negara dan sifatnya saling kait-mengkait sehingga pendekatan yang ditawarkan adalah pendekatan lintas sektor dan antarnegara.
b. Keberlanjutan (sustainability)
Berbagai pengembangan sektoral, seperti pertanian, kehutanan, industri, energi, perikanan, investasi memerlukan sumber daya alam yang harus dilestarikan kemampuannya guna menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pola kebijakasanaan pembangunan berkelanjutan dengan wawasan lingkungan.
c. Pemerataan (equity)
Dalam hal ini, perlu diusahakan adanya kesempatan yang merata untuk memperoleh akses sumber daya alam bagi pemenuhan kebutuhan pokok (basic needs), seperti sumber air, tanah dan lain-lain.
d. Sekuriti dan risiko lingkungan
Perlombaan persenjataan maupun cara-cara pembangunan tanpa memperhatikan negatif kepada lingkungan turut memperbesar resiko lingkungan. aspek-aspek tersebut ditanggapi pembangunan yang berwawasan linkungan.
e. Pendidikan dan komunikasi
Pendidikan dan komunikasi berwawasan lingkungan diperlikan untuk ditingkatkan di berbagai tingkat pendidikan dan lapisan masyarakat
f. Kerjasama internasional
Pola kerjasama antar negara perlu dikembangkan didalam upaya menanggapi pembangunan berwawasan lingkungan.
Enam aspek di atas menjadi acuan dalam upaya pelaksanaan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Essensi dalam pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana mencegah timbulnya pengaruh negatif pembangunan terhadap lingkungan dan mengusahan kelestarian SDA agar dapat digunakan secara berkelanjutan untuk masa depan.
2.1.2 Sasaran
Berkaitan pendekatan tersebut diatas, maka kemudian menjadi sangat urgen kiranya untuk mangariskan sasaran-sasaran untuk pengembangan lingkungan. Menurut Emil salim, kebijakan pengembangan lingkungan tertuju kepada empat sasaran yaitu :
1) Menbina hubungan keselarasan manusia dengan lingkungan.
2) Melestarikan sumber-sumber alam agar dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh generasi demi generasi.
3) Menjaga kemerosotan mutu dan meningkat mutu lingkungan sehingga menaikan kualitas hidup manusia Indonesia
4) Membimbing manusia dari posisi perusak lingkungan menjadi pembina lingkungan dalam rangka hal ini, maka diprlukan upaya peningkatan kesadaran manusia pemberian infomasi dan pengetahuan mengenai arti penting lingkup bagi keberlanjutan pembangunan.
2.1.3 Prinsip pembangunaan berwawasan lingkungan
Terwujudnya sasaran kebijakan pengembangan lingkungan hidup diatas, tentunya tidak terlepas dari bagaimana penerapan prisip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup di dalam tataran praksis. Manusia harus mengambil gaya hidup dan metode pembangunan yang menghormati dan berkiprah dalam batas-batas alam. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam upaya menuju masyarakat yang berkelanjutan, yaitu :
1) Menghomati dan memelihara komunitas kehidupan
Prinsip ini mengadung arti bahwa pembangunan tidak boleh mengorbangkan kelompok lain atau genarasi kemudian.
2) Memperbaiki kualitas hidup manusia
Tujuan dari pembangunan adalah perbaikan mutu hidup manusia yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka, mengbangun rasa percaya diri, dan masuk ke hidupan yang bermartabat dan berkecukupan.
3) Melestari daya hidup dan keragaman bumi
Pelestarian keanekaragaman hayati tidak hanya mencakup species tumbuhan, hewan dan organisme lain, akan tetapi juga seluruh cadangan genetik dalam setiap species dan keragaman ekosistem
4) Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tidak diperbaharui
Pengunaan sumber-sumber daya yang tidak dapat diperbaharui harus dilakukan seefisien mungkin, sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan.
5) Berusaha tidak melampui kapasitas daya dukung bumi
Kebijakan yang mengatur jumlah penduduk dan gaya hidup agar seimbang dengan kapasitas alam harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan ekonomi
6) Mengubah sikap dan gaya hidup orang per orang
Guna menerapkan etika untuk menuju hidup yang berkelanjutan orang harus mengkaji ulang tata nilai dan mengubah sikap mereka. Masyarakat harus diperkenalkan nilai-nilai dan falsafah hidup berkelanjutan. Informasi harus disebar luaskan baik melalui sistem pendidikan formal maupun informal sehingga kebijakan dan tindakan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat dapat dijelaskan dan dipahami
7) Menyedikan kerangka kerja nasional
Untuk memadukan uapaya pembangunan dan kelestarian kerangka kerja hukum dan kelembagaan serta kebijakan sosial dan ekonomi yang konsisten agar dapat maju secara nasional.
8) Menciptakan kerja sama global
Kerja sama antarnegara menjadi hal urgen karena tingkat pembangunan di dunia ini tidak sama, negara-negara berpenghasilan rendah harus dibantu agar dapat membangun secara keberlanjutan dan dilindungi oleh mereka. Sumber-sumber daya yang bersifat global dan dipakai hanya dapat dikelola berdasarkan kepentingan dan kehidupan bersama.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip diatas, maka yang diperlukan adalah bagaimana memfomulasikan strategis untuk menuju hidup berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut. Penyesuaian rencana pembangunan nasional berdasarkan tuntutan hidup berkelanjutan merupakan hal mutlak yang dilakukan oleh suatu negara.
Keterkaitan kodrati manusia dengan linngkungannya harus pula memampukan manusia menjaga harmoni dan keutuhan dengan alam semesta sebagai tempat ia mengadu. Segala usaha manusia menuju terwujudnya hidup yang lebih manusiawi harus semaksimal mungkin memperhatikan unsur-unsur ekologis. Pembangunan yang bewawasan lingkungan yang memperhatikan aspek-aspek yang secara ekologis tidak bertentangan.
Masyarakat harus menerima tanggungjawab untuk memelihara bumi sebab masyarakat bukan hanya hidup dan berfungsi didalam lingkungannya juga membentuk dan dibentuk oleh lingkungannya. Maka masyarakat diharapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam planet bumi ini. Kelangsungan kelestarian bumi ini berada dalam telapak tangan dan pikiran serta pertimbangan masyarakat sendiri. Masyarakat dituntut untuk bertanggungjawab dalam mendiami dan mengelola bumi ini. Hanya dengan kepedulian masyarakat akan mampu mewujudkan kemadiriannya. Setiap proses pembangunan harus diarahkan kepada tujuan luhur yakni kesejahteraan masyarakat.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan merujuk pada kemampuan, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekutan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melaikan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan dan juga menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatan serta dapat memenuhi kabutuhan hidupnya. Disamping itu juga mereka berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang memperngaruhi mereka.
2. Keterkaitan kodrat manusia dan lingkungan harus pula memampukan manusia menjaga harmoni dan keutuhan dengan alam semesta sebagai tempat ia mengadu. Kelestarian bumi ini berada dalam telapak tangan dan pikiran serta pertimbangan manusia dalam mendiami dan mengelola bumi. Hanya dengan kepedulian ini manusia akan mampu mewujudkan kemandiriannya dengan memanfaatkan potensi yang tersedia. Setiap proses pembangunan harus diarahkan kepada tujuan luhur yakni kesejahteraan umat manusia yang tetap menjunjung dan menjaga keutuhan serta keberlanjutan ekosistem alam semesta.
3.2 Saran
Menelaah uraian-uraian di atas maka pada bagaian ini penulis hendak menyarankan kepada pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan masalah ini, yakni;
1. Masyarakat
Diharapkan berperan aktif dalam setiap upaya pelaksanaan pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian serta eksistensi ekosistem sustainability untuk generasi yang akan datang.
2. Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggungjawab utama dalam setiap proses pelaksanaan pembangunan yang memgerti dan memahami akan manfaat ekologi harus memberikan teladan yang baik dalam mengelola dan memanfaatkan SDA, dan harus manjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pembangunan.